Sejarah Penemuan DNA Double Helix
Penemuan DNA dimulai semenjak ditemukannya senyawa nuklein pada inti sel leukosit oleh Miescher (tahun 1868). Senyawa ini kini disebut sebagai DNA (Deoxyribo Nucleic Acid).
Tahun 1940, Chargaff menemukan susunan basa pada DNA yaitu basa purin (guanin dan adenin), serta basa pirimidin (sitosin dan timin). Tahun 1943, Oswalt T. Avery, Colin Mac Leod, dan MacLyn, serta Alfred D. Hershey dan Marta Chase (tahun 1952), menyatakan bahwa DNA ialah pembawa isu genetik.
Akhirnya pada tahun 1953, inovasi James Watson (ahli genetika dari Amerika) dan Francis Crick (dokter dari Inggris) mencengangkan dunia.
Keduanya melaksanakan penelitian bersama- sama di Universitas Cambridge dan menemukan struktur DNA sebagai pita double helix (heliks ganda) yang terpilin ke arah kanan. (Sumber: Lehninger, Dasar-dasar Biokimia).
Penemuan DNA dimulai semenjak ditemukannya senyawa nuklein pada inti sel leukosit oleh Miescher (tahun 1868). Senyawa ini kini disebut sebagai DNA (Deoxyribo Nucleic Acid).
Tahun 1940, Chargaff menemukan susunan basa pada DNA yaitu basa purin (guanin dan adenin), serta basa pirimidin (sitosin dan timin). Tahun 1943, Oswalt T. Avery, Colin Mac Leod, dan MacLyn, serta Alfred D. Hershey dan Marta Chase (tahun 1952), menyatakan bahwa DNA ialah pembawa isu genetik.
Akhirnya pada tahun 1953, inovasi James Watson (ahli genetika dari Amerika) dan Francis Crick (dokter dari Inggris) mencengangkan dunia.
Keduanya melaksanakan penelitian bersama- sama di Universitas Cambridge dan menemukan struktur DNA sebagai pita double helix (heliks ganda) yang terpilin ke arah kanan. (Sumber: Lehninger, Dasar-dasar Biokimia).
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
Advertisement