Mekanisme Kerja Hormon Pertumbuhan - Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil kerja sama antara faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam (faktor internal) meliputi sifat genetik tumbuhan tersebut yang diperoleh secara turun menurun, yang berupa gen dan hormon. Faktor luar (faktor eksternal) meliputi faktor lingkungan. Faktor genetis pada kepingan ini hanya akan dibahas secara sekilas.
1.1. Gen
a. Ujung koleoptil (Avena sp.) dipotong dan dipindahkan diatas potongan agar
b. Pemotongan ujung kecambah (koleoptil) yang lain.
c. Potongan biar (yang menyerap auksin) ditempelkan pada sisi koleoptil.
d. Koleoptil membengkok akibat pemanjangan satu sisi yang menyerap auksin.
Beberapa tugas auksin sanggup dijelaskan sebagai berikut :
2.1. Faktor iklim
Pertumbuhan batang kecambah di tempat gelap lebih cepat (lebih panjang) dibandingkan di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap ini disebut etiolasi.
Lama penyinaran matahari memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Banyak penelitian melaporkan bahwa usang penyinaran ini berpengaruh pada fase pembungaan tumbuhan. Lama penyinaran (panjang hari) diterjemahkan sebagai waktu dari matahari terbit hingga dengan matahari terbenam.
2.1.3. Suhu udara
2.2. Faktor Edafik (Tanah)
Dari manakah unsur-unsur tersebut diperoleh? Di depan telah disebut bahwa unsur-unsur tersebut ada yang diambil dari tanah, ada pula yang diambil dari udara dan air menyerupai C, H dan O.
Apakah kalian pernah melihat para petani membiarkan batang padinya berada di sawah setelah selesai dipanen? Batang-batang padi tersebut dapat berfungsi sebagai pupuk organik. Semua bagian tubuh tumbuhan sanggup digunakan sebagai pupuk organik. Bahkan beberapa tumbuhan dari jenis tumbuhan polong-polongan, selain sebagai sumber pupuk organik, akar tumbuhan tersebut memiliki bintil-bintil akar yang kaya mikroorganisme
Tabel 1.2. Kandungan N, P, K pada berbagai pupuk organik
Tabel 1.3. Penggunaan pupuk sangkar pada padi, jagung, kedelai, dan tebu
Tanah yang cukup mengandung pupuk organik, bisa mengikat air lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan.
2.3. Faktor Biologis
Meliputi gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, maupun mikroorganisme tanah (misalnya: kuman Rhizobium dan Mikorhiza).
Anda kini sudah mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Tanaman. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
I. Faktor Internal
Adapun faktor-faktor internal yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan ialah sebagai berikut.
Ukuran batang, bentuk daun, biji, dan bunga tumbuhan padi berbeda dengan tumbuhan kacang. Perbedaan pertumbuhan dan perkembangan tanaman padi dengan kacang tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Tumbuhan padi yang banyak dijumpai ternyata mempunyai banyak jenis, antara lain: IR, rojolele, mentik, dan bramo. Antar jenis yang ada tersebut mempunyai faktor genetis yang berbeda-beda pula.
Faktor genetis ini banyak digunakan dalam hal pemilihan bibit unggul. Gen pada tumbuhan berperan pada pengaturan reaksi-reaksi kimia dalam sel (metabolisme sel). Berkait dengan gen ini, pemerhati tanaman budidaya berbagi penelitian-penelitian yang bertujuan memperoleh biji yang baik untuk bibit, contohnya berapa usang menyimpan biji, berapa usang penjemuran (pengeringan), dan suhu berapakah yang paling cocok untuk penyimpanan.
1.1.1. Hormon
Hormon merupakan zat spesifik berupa zat organik yang dihasilkan oleh suatu kepingan tumbuhan untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangannya. Hormon juga sanggup menghambat pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
Hormon-hormon tumbuhan yang telah dikenal pada ketika ini meliputi auksin, giberelin, sitokinin, asam absisat, kalin, etilen, dan asam traumalin.
a. Auksin
Auksin atau asam indol asetat ditemukan pada tahun 1926 oleh Frits Went. Dia menemukan auksin di ujung koleoptil kecambah Avena (sejenis gandum). Perhatikan Gambar. Auksin juga ditemukan di ujung akar dan ujung batang.
Gambar 1.1. PeragaanWent. Auksin mengakibatkanbengkoknya ujung koleoptil. |
Keterangan :
a. Ujung koleoptil (Avena sp.) dipotong dan dipindahkan diatas potongan agar
b. Pemotongan ujung kecambah (koleoptil) yang lain.
c. Potongan biar (yang menyerap auksin) ditempelkan pada sisi koleoptil.
d. Koleoptil membengkok akibat pemanjangan satu sisi yang menyerap auksin.
Auksin ditemukan Went saat masih menjadi mahasiswa. Gelar doktor pun disandangnya. Ia menetap di Jawa (saat itu masih jajahan Belanda) selama 5 tahun, kemudian di California Institute of Technology. Tahun 1964, ia melanjutkan penelitian gurun pasir di Desert Biology Laboratory University of Nevada. Sang professor ini meninggal pada 1 Mei 1990. (Sumber: Salisbury & Ross, Fisiologi tumbuhan 3, hlm. 58).
Gambar 1.2. Pertumbuhan akar pada stek yang dipacu dengan auksin. |
Gambar 1.3. Auksin masih bekerja pada kepingan pucuk batang. |
Gambar 1.4. Bila pucuk dipangkas maka pucuk samping akan tumbuh. |
- Menghambat pembentukan tunas samping. Pertumbuhan tunas ujung menghambat pertumbuhan tunas samping. Keadaan ini disebut dominansi pucuk atau dominansi apikal.
- Memacu pertumbuhan akar liar pada batang, contohnya pada tanaman apel ditemukan akar pada bawah cabang pada kawasan antar nodus.
- Memacu pertumbuhan akar pada tumbuhan yang dikembangbiakkan dengan stek.
- Memacu banyak sekali sel tumbuhan untuk menghasilkan etilen.
Giberelin pada tumbuhan terdapat pada biji (terutama kacang-kacangan), daun, dan akar. Giberelin berfungsi untuk :
- Memacu pemanjangan batang.
- Mematahkan dormansi biji atau mempercepat perkecambahan.
- Mempercepat munculnya bunga.
- Merangsang proses pembentukan biji.
- Menyebabkan perkembangan buah tanpa biji (parteno karpik).
- Menunda penuaan daun dan buah.
Gambar 1.5. Eksperimen pada tumbuhan Phaseolus Vulgaris yang dipacu dengan giberelin. |
c. Sitokinin
Sitokinin bisa ditemukan di jaringan pembuluh. Sitokinin berfungsi untuk:
- Memacu pembelahan sel pada tahapan sitokinesis.
- Memacu pembentukan kalus menjadi kuncup, batang, dan daun.
- Menunda penuaan daun dan buah.
- Memacu pertumbuhan kuncup samping atau menghambat pengaruh dominansi apikal.
- Memperbesar daun muda.
Asam absisat (ABA) sanggup ditemukan pada buah. Hormon ini berfungsi untuk:
- Mempertahankan masa dormansi, sehingga menghambat perkecambahan biji.
- Mempertahankan diri jikalau tumbuhan berada pada lingkungan yang tidak sesuai antara lain ketika kekurangan air, tanahnya bergaram, dan suhu cuek atau suhu panas.
- Merangsang penutupan mulut daun (stomata) sehingga mengurangi penguapan.
- Berperan dalam pembentukan zona absisi (Gambar 1.6), sehingga menyebabkan aborsi daun, bunga, dan buah.
Gambar 1.6. Zona absisi. Pada zona inilah daun, bunga, buah terlepas dari cabang atau batangnya. |
e. Kalin
Hormon kalin berperan dalam merangsang pertumbuhan organ pada tumbuhan (organogenesis). Berdasarkan organ tumbuhan yang dibentuk, hormon kalin dibedakan menjadi: antokalin (memengaruhi pembentukan bunga), filokalin (memengaruhi pembentukan daun), kaulokalin (memengaruhi pembentukan batang), dan rizokalin (memengaruhi pembentukan akar).
f. Etilen
Gas etilen dikeluarkan oleh kepingan tumbuhan yang busuk, terutama buah. Apakah kalian pernah melaksanakan proses pemeraman buah? Jika buah yang telah renta dimasukkan di tempat yang hangat (bukan dipanggang) dalam posisi tertutup rapat, buah cepat masak.
Gas etilen juga berperan pada aborsi bunga, daun (peran gas etilen pada aborsi lebih kuat dibanding asam absisat (ABA)). Pada bunga dimulai dengan memudarnya warna, pengkerutan. Pada daun dimulai dengan hilangnya klorofil. Gas etilen yang diberikan bersama auksin sanggup merangsang proses pembungaan.
g. Asam traumalin
Asam traumalin berperan dalam proses pembentukan kembali selsel yang rusak, jikalau jaringan tumbuhan terluka.
h. Batasin
Batasan ini ditemukan pada tumbuhan gadung. Jika batasin terkumpul pada kepingan kuncup atau tunas, pertumbuhannya akan terhambat.
i. Asam jasmonat
Asam jasmonat ditemukan di dalam minyak melati. Asam jasmonat berfungsi untuk memacu proses penuaan.
II.. Faktor Eksternal
Faktor internal dan faktor eksternal membentuk suatu interaksi dalam hal memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Faktor eksternal (faktor lingkungan) yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mencakup faktor iklim, edafi k, dan biologis.
Faktor internal dan faktor eksternal membentuk suatu interaksi dalam hal memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Faktor eksternal (faktor lingkungan) yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan mencakup faktor iklim, edafi k, dan biologis.
Yang termasuk faktor iklim yaitu cahaya, suhu, air, panjang hari, angin, dan gas (CO2, N2, SO2, O2, dan nitrogen oksida). Pada bab ini tidak semua faktor dibahas tetapi hanya membahas sebagian faktor saja. Untuk faktor iklim misalnya, akan dibahas faktor cahaya atau sinar, suhu udara, oksigen, kelembaban, dan air.
2.1.1. Faktor cahaya
Tumbuhan hijau membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis. Proses Fotosintesis menghasilkan zat-zat masakan bagi tumbuhan. Zat makanan inilah yang digunakan oleh tumbuhan sebagai sumber energi untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan hidupnya. Cahaya sanggup memicu pembentukan klorofil, perkembangan akar, dan pembukaan daun. Akan tetapi, intensitas cahaya yang terlalu tinggi sanggup merusak klorofil.
Pertumbuhan batang kecambah di tempat gelap lebih cepat (lebih panjang) dibandingkan di tempat terang. Pertumbuhan yang cepat di tempat gelap ini disebut etiolasi.
Lama penyinaran matahari memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Banyak penelitian melaporkan bahwa usang penyinaran ini berpengaruh pada fase pembungaan tumbuhan. Lama penyinaran (panjang hari) diterjemahkan sebagai waktu dari matahari terbit hingga dengan matahari terbenam.
Gambar 1.7. (a) tumbuhan kacang di tempat terang, (b) tumbuhan kacang di tempat gelap. |
Di kawasan katulistiwa, panjang hari kurang lebih 12,1 jam. Respon tumbuhan terhadap usang penyinaran (panjang hari) disebut fotoperiodisme. Berdasarkan lamanya siang, tumbuhan dibedakan menjadi :
a. Tumbuhan hari pendek
Tumbuhan hari pendek ialah tumbuhan yang berbunga pada saat lamanya siang kurang dari 12 jam (lamanya siang lebih pendek dibanding lamanya malam). Contoh: ubi jalar, krisan, aster, mangga (Gambar 1.814a), dan apokat.
b) Tumbuhan hari panjang
Tumbuhan ini berbunga pada ketika usang siang lebih dari 12 jam (lamanya siang lebih panjang dari lamanya malam). Contoh: kentang, slada (Gambar 1.8b), gandum, dan ba yam.
c) Tumbuhan hari netral
Tumbuhan ini berbunga hampir sepanjang musim, tidak tergantung lamanya siang hari. Contoh: kapas, mawar (Gambar 1.8c), tumbuhan sepatu, tomat, cabe, dan bunga matahari.
d) Tumbuhan hari sedang
Tumbuhan ini berbunga pada ketika lama siang sekitar 12 jam. Contoh: tebu (Gambar 1.8d) dan kacang. Tumbuhan mempunyai zat yang berfungsi mengontrol respon tumbuhan terhadap penyinaran yang disebut pigmen fitokrom. Pigmen ini bergotong-royong ialah suatu protein yang bisa menyerap cahaya merah dan infra
merah dari sinar matahari.
Gambar 1.8. (a) Tumbuhan hari pendek (mangga) (b) Tumbuhan hari panjang (slada) (c) Tumbuhan hari netral (mawar) (d) Tumbuhan hari sedang (tebu) |
2.1.2. Oksigen
Oksigen diharapkan oleh semua tumbuhan untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Oksigen diharapkan oleh tumbuhan baik pada bagian tumbuhan yang ada di permukaan tanah maupun kepingan yang ada di dalam tanah, contohnya akar. Aerasi tanah yang cukup, memberikan kesempatan sel-sel akar untuk melaksanakan respirasi sehingga peredaran unsur-unsur hara sanggup meningkat. Oleh sebab itu, para petani sering melakukan upaya-upaya penggemburan tanah. De ngan adanya oksigen dalam tanah, organisme-organisme aerob bisa hidup sehingga proses penyediaan unsur-unsur hara tumbuhan lebih meningkat.
Beberapa proses yang terjadi di dalam tumbuhan sangat tergantung kerja enzim. Enzim bekerja dipengaruhi oleh suhu. Proses respirasi, transpirasi, dan fotosintesis dipengaruhi oleh suhu. Suhu yang terlalu tinggi menyebab kan tumbuhan tidak tumbuh, bahkan mati. Suhu yang tinggi mengakibatkan ketersediaan O2 untuk respirasi rendah, dan CO2 dalam sel tinggi, sehingga menghambat respirasi selanjutnya. Suhu yang tinggi juga menyebabkan transpirasi tumbuhan meningkat. Pengaruh suhu pada fotosintesis lebih banyak pada kerja enzim-enzim fotosintetik. Perhatikan Gambar 1.9.
2.1.4. Kelembaban
Gambar 1.9. Grafik pertumbuhan banyak sekali tumbuhan pada kisaran suhu. |
Gambar 1.10. Pembungaan hanya terjadi sebab imbas penyimpanan suhu rendah yang diikuti hari panjang. |
Kelembaban tanah dan kelembaban udara memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air lebih banyak, sehingga tumbuhan tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh dengan baik menghasilkan seresah lebih banyak dan meningkatkan materi organik tanah.
Udara bisa menyimpan air. Kadar air yang ada di udara disebut kelembaban udara. Kadar air di udara yang tinggi, berpeluang untuk menjadi awan dan hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah dan akan disimpan dalam tanah, menjamin ketersediaan air bagi tumbuhan.
Kalian telah berguru perihal pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan serta faktor-faktor luar yang memengaruhinya, bahkan telah melakukan percobaan perihal imbas usang perendaman biji kacang tanah terhadap perkecambahannya. Di selesai acara tersebut kalian diminta untuk menciptakan rancangan percobaan dengan judul tertunjuk (telah disediakan oleh gurumu).
Faktor edafik mencakup struktur, tekstur, materi organik, pH dan ketersediaan nutrisi. Pada kepingan ini hanya dibahas faktor nutrisi saja. Ilmu nutrisi tumbuhan telah diterapkan semenjak 160 tahun yang kemudian berdasar eksperimen klasik Liebig, Lauwes, dan Gilbert.
Ada banyak unsur yang diharapkan oleh tumbuhan. Seperti halnya makhluk hidup yang lain, tumbuhan memerlukan nutrisi atau masakan untuk hidupnya. Tumbuhan hijau mengambil nutrisi dari udara, air, dan dari dalam media tumbuhnya. Misalnya dari dalam tanah, nutrisi diambil dalam bentuk ion. Unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah yang banyak disebut unsur makro (makronutrien) dan yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro (mikronutrien).
Sumber-sumber nutrisi bagi tumbuhan berupa zat-zat organik dan zat-zat anorganik. Perbaikan kesuburan tanah secara alami dengan pemupukan, baik memakai pupuk alami maupun pupuk buatan banyak dilakukan oleh para petani. Disamping penambahan zat-zat organik dan zat-zat anorganik, nutrisi yang ada dalam tanah berasal dari hasil pelapukan mineral anorganik dan hasil biodegradasi materi organik.
Unsur-unsur yang telah tersedia dalam media tanam (misalnya tanah) tidak segera sanggup dipergunakan oleh tumbuhan apabila faktorfaktor lain tidak terpenuhi, contohnya adanya mikrobia dalam tanah. Unsur makro terdiri dari: C (karbon), H (hidrogen), O (oksigen), N (nitrogen), S (sulfur), P (fosfor), K (kalium), Mg (magnesium), dan Ca (kalsium). Unsur mikro terdiri dari: Cl (klor), Fe (besi), B (boron), Mn (mangaan), Zn (seng), Co (koper), dan Mo (molibdeum).
Tumbuhan yang kekurangan nutrien pada media tanamnya akan mengalami defisiensi. Apabila hal ini terjadi, maka pertumbuhan dan perkembangannya tidak sempurna. Berikut ialah tabel fungsi unsur dan penyakit tumbuhan akibat kekurangan unsur.
Gambar 1.11. (a) tumbuhan dengan sistem perakaran buruk, tanah tidak dicampur dengan pupuk organik, (b) tanah dicampur dengan pupuk organik. |
Tabel 1.1. Unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan, fungsi, dan penyakit akibat kekurangan unsur (defisiensi)
Nama Unsur | Bentuk Senyawa dan Ion | Fungsi | Penyakit Akibat dari Kekurangan Unsur |
Unsur Makro | |||
C (karbon) H (hidrogen) O (oksigen) | CO2 H2O O2 | Menyusun hasil fotosintesis | Metabolisme terhambat, pertumbuhan terhambat. |
N (nitrogen) | Ion NH4+ (ammonium,ion NO3- (nitrat), Urea (CO(NH2)2, NaNO3 | Komponen penyusun protein, asam nukleat, klorofil, vitamin, dan beberapa hormon tumbuhan. | Daun muda warnanya pucat, daun renta kekuningan dan biasanya gugur. Penyakit ini disebut klorosis. |
S (sulfur) | Ion Sulfat (SO4–2) dan Sulfida | Komponen penyusun protein dan vitamin, mempercepat perkembangan akar, dan mengaktifkan enzim. | Warna daun pucat atau kuning kehijauan dan pertumbuhan lambat. |
P (fosfor) | Ion H2PO4–2 dan H2PO4 | Penyusun karbohidrat, protein dan klorofi l, mengaktifkan enzim (aktivator enzim), mengatur keseimbangan kelarutan air, dan mempengaruhi osmosis. | Daun renta menggulung, ada bercak-bercak, tepi daun hangus, tumbuhan gampang roboh, dan pertumbuhan lambat. |
K (kalium) | Ion K+ | Penyusun karbohidrat, protein dan klorofil, mengaktifkan enzim (aktivator enzim), mengatur keseimbangan kelarutan air, dan mempengaruhi osmosis. | Daun renta menggulung, ada bercak-bercak, tepi daun hangus, tumbuhan gampang roboh, dan pertumbuhan lambat. |
Mg (magnesium) | MgSO4, ion Mg2+ | Menyusun klorofil dan mengaktifkan enzim. | Menderita klorosis dan daun gampang gugur. |
Ca (kalsium) | CaCl2, CaNO3, ion Ca++ | Menguatkan dinding sel, pencegah keracunan sel, dan berperan pada acara titik tumbuh. | Tunas ujung mati, tidak terbentuk daun dan pertumbuhan akar terhambat. |
Unsur Mikro | |||
Cl (klor) | ion Cl– | Mengatur pertumbuhan akar batang, mengatur fotolisio, metabolisme karbohidrat. | Klorosis, daun layu, akar pendek dan menebal. |
Fe (besi) | ion Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+), FeCl3, serta Fe(SO4) | Berperan dalam pembentukan klorofil, menyusun enzim sitokrom dan peroksidase | Daun pucat, klorosis dan mati. |
B (boron) | ion B2–, H3BO3 (asam borak) | Pembentukan bintil akar, proses fotosintesis, pemecahan protein, perkecambahan, pembungaan. | Pertumbuhan tunas terganggu, daun tebal dan keriting. |
Mn (mang an) | ion Mn, MnSO4 | Menyusun klorofil dan vitamin C serta menggiatkan koenzim. | Warna daun memutih dan gugur. |
Zn (seng) | ion Zn2+, ZnSO4 | Aktivator enzim, prekusor auksin, kloroplas, amilum dan berperan dalam sintesa protein. | Daun mengecil dan ruas-ruas menjadi lebih pendek. |
Co (koper) | ion Co2+ dan Co3+, CoCl2 | Fiksasi N dari udara dan komponen vitamin B kompleks. | Klorosis, pertumbuhan terhambat. |
Mo (molibdenum) | ion Mo+ dan MoO42–, Na2MO4 | Berperan pada fiksasi N dari udara, metabolisme besi, dan kofaktor enzim. | Daun pucat. |
Unsur-unsur tersebut sanggup segera digunakan oleh tumbuhan apabila didukung oleh faktor pH tanah yang sesuai. Pada umumnya pH yang baik untuk banyak tumbuhan ialah 6,0 - 7,0. Tanaman kentang, ubi jalar cocok pada pH 4,5 - 5,5 sedangkan seledri, kubis pada pH 6,5 - 7,5.
Dari manakah unsur-unsur tersebut diperoleh? Di depan telah disebut bahwa unsur-unsur tersebut ada yang diambil dari tanah, ada pula yang diambil dari udara dan air menyerupai C, H dan O.
Apakah kalian pernah melihat para petani membiarkan batang padinya berada di sawah setelah selesai dipanen? Batang-batang padi tersebut dapat berfungsi sebagai pupuk organik. Semua bagian tubuh tumbuhan sanggup digunakan sebagai pupuk organik. Bahkan beberapa tumbuhan dari jenis tumbuhan polong-polongan, selain sebagai sumber pupuk organik, akar tumbuhan tersebut memiliki bintil-bintil akar yang kaya mikroorganisme
Rhizobium yang sanggup mengikat N dari udara. Pupuk organik yang lain, berasal dari kotoran hewan atau bangkai binatang (hewan yang telah mati). Kotoran binatang mencakup kotoran sapi, kotoran domba, kambing, kuda, dan kerbau. Pupuk organik digunakan sebagai pupuk dasar. Rekombinasi penggunaan pupuk sangkar untuk tanaman dan kandungan unsur N, P, dan K pada pupuk organik dapat dilihat pada Tabel 1.2 dan 1.3.
Tabel 1.2. Kandungan N, P, K pada berbagai pupuk organik
Pupuk Organik | N(%) | P(%) | K(%) |
Kerbau | 0,7 | 2,5 | 0,4 |
Sapi | 1,6 | 2 | 0,5 |
Kuda | 1,7 | – | 4,0 |
Ayam | 2,1 | 3,9 | 0,4 |
Azolla | 4 | 10 | 3 |
Jerami | 0,8 | 1,5 | – |
Limbah tapioka | 0,9 | 0,2 | – |
Limbah tahu | 4,2 | – | – |
Blotong | 0,2 | – | 1,5 |
Daun lamtoro | 4,3 | 4,0 | 4,0 |
Tabel 1.3. Penggunaan pupuk sangkar pada padi, jagung, kedelai, dan tebu
Jenis Tanaman | Pupuk Kandang (Ton/Ha) |
Padi (per tumbuhan 1) | 20 – 30 |
Padi (per tumbuhan 1) | 15 – 30 |
Jagung | 20 – 25 |
Kedelai | 20 – 30 |
Tebu | 40 – 60 |
Tanah yang cukup mengandung pupuk organik, bisa mengikat air lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan tumbuhan.
Beberapa mikrofauna dan mikrofl ora yang ada dalam tanah berperan dalam penyedia unsur-unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk memenuhi kebutuhannya. Mikroorganisme tersebut adalah bakteri nitrifi kasi, kuman Rhizobium, Azotobakter, Nitrosomonas, dan Nitrosococcus. Tumbuhan paku air Azolla pinata dan ganggang hijau biru sanggup mengikat N dari udara. Cendawan merupa kan organisme pembusuk materi organik. Beberapa binatang kecil penyedia unsur adalah dari kelompok insekta (semut, rayap), dan cacing tanah. Mikrofauna dan mikroflora tersebut sanggup hidup di dalam tanah apabila syarat-syarat hidupnya terpenuhi menyerupai aerasi dalam tanah, kelembaban tanah, temperatur tanah, ketersediaan materi organik, dan pH tanah.
Meliputi gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda, maupun mikroorganisme tanah (misalnya: kuman Rhizobium dan Mikorhiza).
Anda kini sudah mengetahui Pengaruh Pertumbuhan Tanaman. Terima kasih anda sudah berkunjung ke Perpustakaan Cyber.
Referensi :
Rochmah, S. N., Sri Widayati, Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi : Sekolah Menengan Atas dan MA Kelas XII. Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, Jakarta, p. 282.
Advertisement